Selain terdapat wisata Keraton Kasepuhan, di Cirebon juga terdapat sebuah Keraton yang bernama Keraton Kanoman Cirebon. Meskipun tidak seramai Keraton Kasepuhan, namun bukan berarti wisatawan tidak ada yang datang kemari.
Keraton Kanoman yang merupakan salah satu tonggak sejarah Kota Cirebon dan berkembangnya agama Islam di Cirebon yang menjadi saksi. Di keraton Kanoman, anda akan banyak menemukan peninggalan-peninggalan sejarah dan kisah sejarah yang sangat mendalam dan akan disampaikan oleh pemandu wisata atau abdi dalem Keraton Kanoman.
Pada tahun 1588 Masehi, keraton ini didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau dikenal dengan nama Pangeran Kertawijaya yang bergelarkan Sultan Anom 1. Keraton Kanoman Cirebon tidak terlepas dari awal berkembangnya agama Islam yang ada di Jawa Barat.
Fasilitas yang ada di Keraton Kanoman Cirebon
Untuk fasilitas sendiri, ada toilet dan tempat informasi untuk pengunjungnya. Fasilitas yang ada disini masih kurang dikembangkan. Jadi hanya ada fasilitas yang biasa saja. Namun tidak perlu khawatir, apabila anda orang Islam, ada juga musholla yang dibangun di sekitar keraton ini.
Sejarah Keraton Kanoman Cirebon
Kesultanan Kanoman adalah hasil dari pembagian Kesultanan Cirebon kepada puteranya setelah meninggal Pangeran Girilaya atau yang dikenal dengan nama Panebahan Ratu Pakungwati II pada tahun 1666 Masehi.
Putera dari Pangeran Girilaya adalah Pangeran Raja Martawijaya yang kemudian memerintah di wilayah kesultanan Kasepuhan yang berpusat di Keraton Kasepuhan Cirebon. Sedangkan Pangeran Raja Kartawijaya yang memerintah kesultanan Kanoman yang berpusat di Keraton Kanoman.
Sedangkan Pangeran Raja Wangsakerta menjadi Panembahan Cirebon yang bertugas dalam hal pendidikan putera puteri keraton dan dia juga bertempat tinggal di Keraton Kasepuhan sebagai Sultan Sepuh I.
Kesultanan Kanoman resmi berdiri di tahun 1679, waktu yang sama dengan pemimpin pertamanya yang bernama Sultan Anom I. Pada tahun 1681, Belanda menawarkan perjanjian kepada kesultanan Cirebon yang ketika itu terpecah menjadi dua. Perjanjian itu adalah perjanjian persahabatan yang sebenarnya dimaksudkan untuk memonopoli perdagangan di wilayah Cirebon.
Sultan Kanoman memiliki dua putera dari permaisuri yang berbeda. Pangeran Pengguron Kaprabon merupakan putera pertama dari permaisuri kedua yaitu Ratu Sultan Panengah dan Pangeran Raja Mandurareja Muhammad Qairudin putera keduanya dari permaisuri kedua yang bernama Nyimas Ibu.
Lalu Pangeran Raja Muhammad Qairudin diresmikan sebagai Sultan Anom II Keraton Kanoman Cirebon. Dikarenakan saudaranya yaitu Pangeran Pengguron Kaprabon yang merupakan putera pertama Sultan Anom I dari permaisuri keduanya yaitu Ratu Sultan Panengah yang memutuskan untuk memperdalam ajaran agama Islam.
Setelah Pangeran Pengguron Kaprabon menyerahkan kepemimpinannya kepada adiknya, dia mendirikan Pengguron Kaprabonan pada tahun 1696 sebagai tempat pendidikan Islam.
Perjuangan melawan penjajah Belanda dengan strategi diam-diam menemukan tantangan setelah Belanda membentuk sebuah keresidenan yang wilayahnya berada di bawah kekuasaan Gubernur Jenderal.
Pada sekitaran tahun 1700-an Masehi, Belanda mengangkat Jacob Palm sebagai seorang residen untuk wilayah Cirebon, Pangeran Sulaeman Sulendraningrat bahkan mengatakan jika kekuasaan kesultanan di Cirebon telah habis dengan adanya pengangkatan Jacob Palm.
Hunting Foto di Kawasan Wisata Keraton Kanoman Cirebon
Bagi anda pecinta fotografi, tentu saja Keraton Kanoman Cirebon menjadi tempat yang cocok bagi anda yang suka dengan dunia fotografi. Anda akan menemukan banyak spot foto sejarah dan barang-barang peninggalan Kesultanan Cirebon di masa lalu.
Dengan mengabadikan momen disini, tentu menjadi sesuatu yang unik dan pastinya anda akan merasakan suasana yang berbeda. Peninggalan yang ada di Keraton Kanoman erat sekali kaitannya dengan syiar agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati.
Semenjak kekuasaan masih dipegang oleh Sultan Anom I, Belanda berusaha menanamkan kekuasaanya ke dalam keraton-keraton di Cirebon melalui perjanjian persahabatan yang ternyata isinya adalah permainan monopoli Belanda.
Pada tahun 1788, Putera pertama Sultan Anom IV melakukan perlawanan terbuka terhadap Belanda. Masyarakat yang berjuang bersama diantaranya adalah Mirsa, yang melawan penjajah dengan bantuan para tokoh agama.
Harga Tiket Masuk Keraton Kanoman Cirebon dan
- Harga Tiket Masuk: Rp 15.000/orang
Jam Operasional Keraton Kanoman Cirebon
- Buka setiap hari dari jam 09.00 - 17.00
Akses Lokasi Menuju Keraton Kanoman Cirebon
Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum untuk dapat mencapai lokasi tersebut. Letaknya yang tidak tersembunyi, membuat pengunjung dengan mudah mencari alamatnya. Jika anda cemas, anda bisa mengetik "Keraton Kanoman Cirebon" untuk lebih jelasnya.
Tips Ketika Mengunjungi Kawasan Wisata Keraton Kanoman Cirebon
- Sebaiknya anda mentaati peraturan yang ada si keraton.
- Bersikaplah sopan dan jangan berkata kasar. Karena ini situs bersejarah tempat tinggal sultan terdahulu.
- Pakailah pakaian yang sopan, karena anda mengunjungi tempat yang bersejarah.
- Bawalah perlengkapan yang anda butuhkan, jangan membawa barang yang terlalu banyak.
- Disarankan untuk membuang sampah pada tempatnya. Karena melestarikan situs bersejarah adalah kewajiban seluruh warga Indonesia.
Demikianlah ulasan mengenai Wisata Keraton Kanoman Cirebon yang dapat anda jadikan referensi liburan anda yang selanjutnnya. Bukan berarti situs bersejarah tidak menarik bagi anda kunjungi, namun hal ini harusnya menjadi kebanggan kita sebagai warga negara yang hidup di tempat yang kaya akan tempat bersejarahnya. Semoga informasi diatas dapat membantu anda dan selamat berlibur.