Yogyakarta tak hanya terkenal dengan berbagai tempat wisata menarik yang menawarkan pesona beragam. Seiring dengan berjalannya waktu, di Kota Pelajar ini juga memiliki tempat-tempat wisata yang sifatnya edukatif. Seperti Museum Gunung Merapi, tak hanya menarik sebagai destinasi wisata tetapi juga memberi wawasan lebih dalam mengenai kegunungapian dan bencana geologi.
Dengan berkunjung ke Museum Gunung Merapi, wisatawan dapat melihat sejarah tentang Gunung Merapi dari masa ke masa. Selain itu, wisatawan juga akan diajak untuk lebih mengenal secara ilmiah tentang bencana alam yang khususnya mengenai gunung berapi. Semua ilmu tersebut dikemas secara menarik dan rekreatif, sehingga tak akan membuat wisatawan bosan.
Secara administratif, museum ini terletak pada Jalan Boyong, Dusun Banteng, Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mencapai lokasi museum, wisatawan setidaknya harus menempuh jarang kurang lebih 25 kilometer atau melakukan perjalanan selama satu jam dari pusat kota Jogja.
Aksesnya pun terbilang cukup mudah, dari pusat Kota Jogja wisatawan bisa menggunakan jalan Kaliurang. Setelah kurang lebih 20 kilometer, beloklah ke kiri serta ikuti petunjuk yang menuju ke obyek wisata Kaliurang. Setelah menemui gerbang masuk ke daerah wisata Kaliurang, beloklah ke kanan. Maka anda sudah sangat dekat dengan Museum Gunung Merapi.
Wisatawan juga bisa menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor, bus, taksi dan transportasi umum lainnya. Jika anda tak begitu mengenal jalan di Jogja, anda juga bisa menyewa jasa tour and travel yang tersebar di berbagai sudut kota ini.
Sejarah Museum Gunung Merapi
Museum Gunung Merapi ini dibangun pada tahun 2005 atas kerjasama yang melibatkan antara Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Pemerintah Provinsi Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman. Pembangunannya sendiri memakan waktu kurang lebih selama 4 tahun.
Pada tanggal 1 Oktober 2009, museum ini secara resmi dibuka untuk umum dengan ditandai peresmian yang dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yaitu, Bapak Purnomo Yusgiantoro. Museum Gunung Merapi memiliki luas bangunan kurang lebih sekitar 4.470 meter persegi yang dibangun diatas lahan seluas 3,5 hektar.
Desain dari bangunannya pun cukup unik, yaitu berbentuk trapesium dengan satu sisi puncak yang membentuk kerucut layaknya segitiga. Museum ini berdiri tepat di lereng sebelah selatan Gunung Merapi. Sehingga jika cuaca cerah dan tak tertutup kabut, akan nampak panorama indah dari Museum Gunung Merapi yang bersanding dengan Gunung Merapi.
Pembangunan Museum Gunung Merapi memiliki tujuan sebagai pusat studi tentang ilmu kebencanaan yang khususnya terkait dengan gunung api, gempa bumi dan bencana geologi lainnya. Selain itu museum ini juga digunakan sebagai wahana edukasi serta konservasi yang berkesinambungan.
Dengan berkunjung ke museum yang terletak di lereng Gunung Merapi ini, diharapkan wisatawan akan lebih mengetahui tentang aspek kegunungapian serta bencana geologi lainnya secara ilmiah. Seluruh informasi yang sifatnya edukatif tersebut dikemas secara menarik agar mudah dipahami serta tak membosankan.
Selain itu, dibangunnya Museum Gunung Merapi ini diharapkan masyarakat akan lebih mengetahui akan bahaya dari letusan Gunung Merapi serta meningkatkan kewaspadaan masyarakat, mengingat Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api teraktif didunia.
Pesona Museum Gunung Merapi
Bangunan Museum Gunung Merapi dibagi menjadi dua lantai serta dilengkapi fasilitas yang sangat memadai. Pada lantai satu, terdapat beberapa ruangan denga koleksi yang berbeda-beda. Disetiap ruangan ini mengadopsi tema yang berbeda pula seperti tema Volcano World, Manusia dan Gunung Api, Bencana Gempa Bumi dan Bencana Tsunami, Diorama, dan masih banyak lagi.
Setelah memasuki pintu masuk utama, wisatawan akan langsung disambut dengan replika Gunung Merapi yang dapat menggambarkan erupsi merapi dari tahun yang berbeda-beda. Replika tersebut juga dilengkapi dengan gemuruh suara yang menggambarkan secara nyata ketika terjadi letusan Gunung Merapi.
Replika tersebut dilengkapi dengan tiga tombol berdasarkan tahun terjadinya letusan Merapi yaitu 1969, 1994, dan 2006. Dengan menekan salah satu tombol, maka akan tersaji bagaimana situasi letusan Merapi sesusai tahun terjadinya letusan. Pada replika tersebut juga akan terlihat dengan jelas sebaran awan panas dan aliran lava pijar yang dibuat sangat mirip dengan kejadian nyata.
Berjalan menuju ruang selanjutnya wisatawan dapat melihat tipe-tipe dari letusan gunung berapi, batuan-batuan dari Gunung Merapi yang dikumpulkan sejak tahun 1930, serta koleksi foto-foto Gunung Merapi dari masa ke masa dapat dilihat oleh wisatawan di Museum Gunung Merapi ini. Selain itu, wisatawan juga dapat melihat foto-foto dokumentari dari erupsi Gunung Merapi yang dipajang lengkap dengan penjelasannya.
Memasuki ruangan lain, wisatawan akan dipertontonkan dengan alat-alat yang digunakan dalam pos pengamatan Merapi, seperti radio, komputer, sismograf dan masih banyak lagi. Alat-alat tersebut sudah tak digunakan lagi dan dipajang dalam etalase kaca. Selain itu ada pula ruangan yang menyimpan koleksi dari puing-puing sisa kedasyatan Merapi seperti motor rusak, perabok rumah tangga, serta batu bom.
Pada lantai dua masih terdapat koleksi-koleksi Museum Gunung Merapi yang tak kalah menariknya. Koleksi di lantai dua ini meliputi peraga simulasi tsunami, lorong peraga simulasi LCD, peraga simulasi gempa bumi dan masih banyak lagi. Sebagian besar koleksi-koleksi tersebut masih dapat digunakan dan bekerja dengan baik.
Setelah lelah menyusuri setiap sudut museum, wisatawan dapat menuju ke teater mini. Di teater mini tersebut wisatawan akan putarkan oleh sebuah film pendek yang berjudul ‘Mahaguru Merapi’. Durasi dari film ini tak sampai setengah jam, dan akan memperlihatkan dua sisi yang berbeda dari Gunung Merapi.
Pada satu sisi, Merapi merupakan berkah bagi masyarakat sekitar karena dari letusan gunung tersebut terciptalah tanah yang subur serta sungai yang merupakan sumber mata air warga. Namun disisi lain ketika Merapi murka, maka tak segan-segan akan menghancurkan seluruh kehidupan yang ada didekatnya.
Fasilitas Museum Gunung Merapi
Fasilitas yang tersedia di Museum Gunung Merapi ini tergolong sangat lengkap. Terdapat toilet, serta lahan parkir yang cukup luas, sehingga wisatawan tak kebingunan jika membawa kendaraan pribadi seperti mobil.
Selain itu, juga tersedia kantin di dalam kompleks museum. Wisatawan dapat beristirahat sejenak usai berkunjung ke museum sambil menikmati minuman atau makanan untuk melepas rasa lapar dan dahaga.
Baca Juga: Alun-Alun Kidul, Wisata Menikmati Pesona Malam Jogja
Telah disediakan pula toko sovenir bagi wisatawan yang ingin membawa cinderamata usai berkunjung ke museum. Pengunjung bisa membeli miniatur, kaos, serta pernak pernik lain yang berhubungan dengan Gunung Merapi. Terdapat pula hotel disekitar museum yang dapat digunakan wisatawan untuk menginap.
Pengelolaan dari Museum Gunung Merapi ini memang dapat dikatakan cukup baik. Bahkan tersiar kabar, tempat wisata ini akan direnovasi kembali untuk meningkatkan fasilitas bagi wisatawan. Berkunjung ke museum yang terletak di lereng Merapi ini memang sangat menarik, berikut kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan ketika berkunjung ke museum.
Wisata Edukasi
Berkunjung ke Museum Gunung Merapi memang tak hanya menawarkan wisata semata, namun juga memberikan edukasi yang sangat bermanfaat. Kamu dapat lebih mengenal Gunung Merapi mulai dari sejarah tentang letusannya, hingga potret merapi dari masa ke masa.
Kamu juga bisa melihat replika dari letusan Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 1969, 1994 dan tahun 2006. Disini kamu juga bisa melihat kedasyatan Merapi ketika meluluh lantahkan beberapa desa yang berada di Gunung Merapi. Selain berwisata, kamu juga bisa menambah wawasan tentang gunung api, bencana geologi dan masih banyak lagi.
Menonton Film Mahaguru Merapi
Museum Gunung Merapi juga menawarkan pemutaran film yang berkaitan dengan Merapi. Film ini dapat kamu saksikan di lantai dua, tepatnya pada ruang teater mini. Film tersebut menggambarkan dua sisi Merapi yang sangat berbeda.
Cukup membayar tiket masuk Rp. 5.000, kamu dapat melihat film Mahaguru Merapi sambil istirahat sejenak setelah berjalan mengitari koleksi-koleksi yang terdapat di museum. Museum Gunung Merapi memang merupakan salah satu destinasi menarik yang patut kamu kunjungi ketika berada di Jogja.
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka Museum Gunung Merapi
Museum Gunung Merapi dibuka pada hari Selasa sampai Minggu mulai pukul 08.00 hingga 15.30 WIB. Untuk hari Jum’at, museum ini hanya dibuka sampai pukul 14.30 WIB. Untuk memasuki museum pengunjung harus membayar biaya masuk sebesar Rp. 5.000 untuk wisatawan lokal, sedangkan untuk wisatawan mancanegara harus merogoh kocek sebesar Rp. 10.000 per orang.
Peta Lokasi Museum Gunung Merapi
Tips Berwisata di Museum Gunung Merapi
- Sangat disarankan bagi wisatawan untuk melihat film Mahaguru Merapi.
- Gunakanlah pemandu jika ingin penjelasan yang lebih lengkap tentang koleksi yang ada di dalam museum.
- Selalu taati tata tertib yang ada di museum.
- Jagalah kebersihan museum dengan tak membuang sampah sembarangan.
- Selalu jaga kelestarian museum, dan jangan rusak koleksi yang ada di museum.