logo

Candi Tikus Mojokerto: Daya Tarik, HTM & Jam Buka

Mendy - Wednesday, 05 Jun 2024 | 18:36 WIB Kirim Reviewmu
Post Image
Candi Tikus Mojokerto: Daya Tarik, HTM & Jam Buka
Candi Tikus yang berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merupakan situs peninggalan Kerajaan Majapahit yang dipenuhi keunikan.
Contents [ Buka ]

Dahulu, Candi Tikus hanya menjadi sarang hewan yang kurang terawat. Candi ini adalah peninggalan zaman Majapahit, kerajaan yang sangat besar pada masanya. Candi yang ada di Trowulan, Mojokerto tersebut berjarak sekitar 13 kilometer dari pusat kota.

Candi peninggalan Majapahit lainnya yang cukup populer, yaitu Candi Bajangratu, hanya berjarak 600 km dari lokasi. Candi yang namanya seperti hewan pengerat tersebut pernah terkubur di dalam tanah, hingga ditemukan lagi tahun 1914.

Pada rentang tahun 1984-1985, candi peninggalan bersejarah tersebut dipugar secara menyeluruh. Menurut penduduk setempat, sebelum dipugar, kawasan candi itu menjadi sarang tikus, yang menjadi asal usul dari namanya.

Daya Tarik Wisata Candi Tikus

Candi di Mojokerto ini memiliki keunikan tersendiri yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya dengan candi-candi lainnya. Keunikan inilah yang membuat orang penasaran dan berbondong-bondong untuk mengunjunginya.

Candi tersebut memiliki keunikan dari bentuk bangunanannya hingga fungsinya, yang membuatnya menjadi berbeda. Fakta unik yang menjadi daya tarik  Candi Tikus diantaranya yaitu :

1. Bentuk Bangunan Candi

Jika biasanya candi memiliki bentuk bangunan yang tinggi, tidak seperti itu dengan candi yang satu ini. Candi yang namanya seperti binatang pengerat tersebut memiliki bentuk bangunan mirip dengan petirtaan atau kolam.

Petirtaan adalah kolam yang didalamnya terdapat beberapa bangunan, yang terbuat dari bata merah dengan ukuran 29,5 x 28,25 meter. Bukan hanya bentuk bangunannya saja yang berbeda, tetapi juga letaknya dari permukaan tanah.

Candi yang lain berdiri menjulang di atas permukaan tanah, tapi candi ini justru letaknya sekitar 3,5 meter di bawah permukaan tanah. Ada pintu masuk untuk menuju ke kolam atau petirtaan, yang berada di sebelah utara, berupa anak tangga dengan lebar 3,5 meter.

Pada kanan dan kiri tangga ada kolam yang bentuknya persegi empat dengan kedalaman 1,5 meter dan  ukurannya 3,5 x 2 meter. Dinding sebelah luar setiap kolam tersebut terdapat tiga pancuran yang dibuat dari batuan andesit.

2. Menara dan Petirtaan

Candi pada masa kerajaan biasanya digunakan sebagai tempat melakukan ritual keagamaan. Namun, agak berbeda dengan candi Majapahit tersebut. Beberapa ahli memiliki pendapat bahwa candi ini menjadi tempat pemujaan, yang dibuktikan dengan adanya menara.

Namun, kalangan arkeolog yang lainnya mempunyai pendapat lain mengenai fungsi dari candi. Karena bentuknya yang berupa petirtaan atau kolam, banyak yang beranggapan bahwa bangunan tersebut memiliki fungsi sebagai tempat mandi bagi keluarga kerajaan.

3. Dibuat dengan Material yang Berbeda

Jika diamati, Candi Tikus dibangun dengan dua bahan material yang berbeda, yaitu batu bata merah dan batuan andesit. Tahap pertama, bagian kaki candi dulu yang dibuat menggunakan batu bata merah yang ukurannya besar.

Selanjutnya dilakukan pembangunan bagian candi dengan memakai batu bara merah yang ukurannya lebih kecil. Pancuran yang dibuat dari bata merah kemungkinan besar dibangun pada tahap pertama.

Selain bahannya sama dengan bagian kaki, bentuk pahatan pada pancuran juga masih kaku. Sedangkan pancuran dari batu andesit memiliki pahatan yang halus, diperkirakan dibangun pada tahap kedua.

4. Dulu Menjadi Sarang Tikus

Candi yang berada di daerah Trowulan ini memiliki cerita sejarah yang tidak kalah unik dari namanya. Seperti menurut cerita penduduk setempat, candi tersebut dulu pernah terkubur dalam tanah dan menjadi sarang tikus.

Pada masa tahun 1914, penduduk di sekitar candi merasa terganggu dengan banyaknya hama tikus yang mengganggu tanaman padinya. Mengetahui hal tersebut, bupati Mojokerto pada masa itu, RAA Kromojoyo, memerintahkan untuk dilakukan pembasmian total pada tikus-tikus tersebut.

Penduduk yang melakukan pengejaran, melihat hewan-hewan pengerat tersebut lari masuk ke gundukan tanah yang memiliki lubang. Mengetahui hal tersebut, kemudian bupati memerintahkan aparat desa untuk membongkar gundukan tanah tersebut.

Akibat pembongkaran pada gundukan tanah yang dijadikan sebagai tempat persembunyian tikus inilah ditemukan candi yang diperkirakan sudah ada sejak zaman Majapahit. Candi unik itu menurut perkiraan ahli telah berdiri sejak abad XIII hingga XIV.

5. Petirtaan Suci di Kaki Gunung Mahameru

Jika dilihat dari susunan  dan bentuknya, candi itu mengingatkan tentang gambaran komsp makrokosmos, yang pusatnya berada di Gunung Mahameru. Puncak gunung tersebut diyakini sebagai tempat persemayaman dewa-dewa, sehingga air yang mengalir darinya dianggap suci.

Sedangkan konsep kesucian Gunung Mahameru tersebut dikenal dalam ajaran agama Hindu dan Budha. Sehingga, besar kemungkinannya bahwa Candi Tikus merupakan tempat petirtaan yang dianggap suci oleh pemeluk kedua agama tersebut, yaitu Hindu dan Budha.

Wisatawan yang datang ke sana dapat mencoba segarnya air di petirtaan candi, yang dulunya dianggap suci oleh penduduk Kerajaan Majapahit.

Informasi Wisata Candi Tikus

Sebagai sebuah situs peninggalan bersejarah dari kerajaan sebesar Majapahit, candi yang pernah menjadi sarang tikus tersebut banyak membuat orang penasaran. Pemerintah setempat telah membuka kawasan candi sebagai tempat wisata sejarah di Mojokerto, Jawa Timur.

Dengan mendatangi langsung kompleks candi, masyarakat luas bisa melihat sendiri bagaimana bentuk bangunan dan sebagainya. Berkaitan dengan wisata candi, ada beberapa informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat, yaitu sebagai berikut

1. Jam Buka Operasional

Kawasan candi terbuka untuk pengunjung umum atau wisatawan dari manapun, selama datang pada jam operasionalnya. Tempat wisata candi bersejarah ini dibuka untuk umum setiap hari, Senin-Minggu, dari jam 08.00 – 16.00 atau jam 8 pagi sampai jam 4 sore.

2. Harga Tiket Masuk

Wisatawan dan pengunjung yang ingin melihat candi, harus membayar tiket masuknya lebih dulu. Tidak perlu kuatir, karena harga tiket masuk ke kompleks candi sangat terjangkau oleh masyarakat. Wisatawan hanya perlu membayar Rp3.000 per orang untuk masuk ke kawasan candi.

Dengan membayar harga tiket masuk yang murah tersebut, pengunjung bisa sepuasnya jalan-jalan berkeliling dan melihat candi. Selain itu, wisatawan juga diperbolehkan untuk mengambil foto pada spot-spot yang dianggap menarik. Perlu diketahui juga bahwasannya tiket masuk ke Candi yang satu ini dapat berubah kapanpun tanpa pemberitahuan.

3. Fasilitas

Sebagai tempat wisata, pengelola telah menyediakan berbagai fasilitas pendukung yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Beberapa fasilitas yang ada di sana antara lain pusat informasi, tempat parkir, toilet, mushola, rumah makan, gazebo, spot foto dan pusat cinderamata.

6. Alamat Candi dan Wisata di Sekitarnya

Candi yang merupakan petirtaan ini lokasinya berada di Jalan Raya Trowulan, Jatirejo, Temon, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Wisatawan yang datang ke kompleks candi peninggalan Majapahit ini juga bisa sekalian berkunjung ke destinasi yang ada letaknya tidak jauh dari sana.

Beberapa tempat wisata di dekat Candi Tikus, yaitu :

  • Musem Trowulan, jaraknya 3,5 km.
  • Pendopo Agung, jaraknya 3 km
  • Candi Kedaton, jaraknya 3,7 km.
  • Candi Brahu, jaraknya 5,6 km.
  • Candi Bajang Ratu, jaraknya 750 meter (paling dekat).

Kesimpulan

Candi Tikus adalah candi yang berlokasi di Desa Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Candi tersebut pernah terkubur di tanah dan menjadi sarang tikus, sebelum ditemukan pada tahun 1914 yang lalu.

Bentuk bangunan candi yang berupa petirtaan atau kolam, tidak saja unik, tetapi juga mengundang perdebatan. Sebagian ahli berpendapat bahwa candi merupakan tempat pemujaan, sedangkan sebagian lainnya berkeyakinan bahwa candi itu adalah tempat mandi keluarga kerajaan masa itu.

Editor: Mendy